BUKITTINGGI, KOMPAS.com - Gunung Marapi yang berada
di antara Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Sumatera Barat, Rabu
(26/9/2012) sekitar pukul 16.30 WIB kembali meletus dengan mengeluarkan
abu vulkanik.
"Letusan terjadi pada gunung tersebut belum
diketahui apakah mengeluarkan material seperti lahar. Abu vulkanik yang
disemburkan gunung sangat tinggi di atas permukaan gunung," kata St.
Sinaro, warga Sungaipuar, Kabupaten Agam, Rabu.
Dia menyebutkan,
sebelum mengeluarkan abu vulkanik, terdengar suara gemuruh. "Suara
dikeluarkan tersebut apakah bersumber dari gunung tidak tahu persis,
yang jelas setelah suara gemuruh tersebut terlihat gunung mengeluarkan
abu vulkanik sangat tinggi," katanya.
Warga lainya Suryani,
mengaku sangat terkejut melihat abu vulkanik dari gunung setinggi 2.891
meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut yang sangat tinggi itu.
"Hampir
tiap pagi dan sore sejak aktivitas gunung meningkat pada 3 Agustus 2012
mengeluarkan abu vulkanik. Tapi, abu vulkanik yang disemburkan kali ini
sangat tinggi sekali," kata dia.
Dia memperkirakan abu vulkanik yang disemburkan gunung tersebut mencapai 1.000 meter lebih dari puncak gunung.
Semburan
abu vulkanik juga terlihat jelas dari kejauhan yakni Kota Bukittinggi,
dan bahkan dari Kota Payakumbuh, yang berjarak sekitar 32 KM dari Gunung
Marapi.
Miko, salah seorang warga Kota Payakumbuh, mengaku dapat
melihat jelas semburan abu vulkanik dari gunung tersebut. Sejak
peningkatan aktivitas gunung terjadi pada 3 Agustus 2011 lalu, PVMBG
hingga kini masih menetapkan status gunung waspada level II.
"Warga dan pendaki masih dilarang mendekati gunung sampai 3 kilometer dari puncaknya," kata dia.
Salah
satu gunung api aktif di Sumbar ini terakhir kali meletus pada 2005
lalu. Kawasan Gunung Marapi merupakan kawasan konservasi di Sumbar,
yakni Suaka Alam Marapi. Sejak akhir abad ke-18 hingga 2008, gunung itu
tercatat sudah 454 kali meletus, 50 kali di antaranya dalam skala
besar.
Gunung ini juga kerap dikunjungi para pendaki terutama
pada hari libur dan pergantian tahun. Titik awal pendakian berada di
daerah Kotobaru, Tanah Datar dengan lama perjalanan dari Kota Padang
menuju Kotobaru sekitar 1,5 jam.
Dalam kondisi aktif normal,
gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek
itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar
Sumatera Barat.
Peningkatan aktivitas gunung terjadi 3 Agustus
2011 itu, gunung sempat menyemburkan abu vulkanik berbau belerang
mencapai 1.000 meter menjangkau Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam dan
Tanah Datar, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman.
No comments:
Post a Comment